Social Icons

Pages

Senin, 30 September 2013

Menanamkan Cinta Kepada Allah dan RasulNya

Pola pendidikan dan pengasuhan anak pada keluarga muslim, kerap tak sejalan dengan nilai-nilai Islam yang ada selama ini. Hal ini terjadi sebagai akibat banyaknya pengaruh yang menyebabkan pola yang dilakukan menjadi kontra produktif, dimana anak seolah jauh dari agamanya dan justru berani melanggar aturan yang ada dikarenakan memang potensi moral dan spiritual yang dimilikinya tak terasah secara baik.
Bunda Kurnia Widiastuti M.Psi, trainer dari Sygma Parenting Club Sygma Daya Insani, Jakarta sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi pada saat ini khususnya kepada anak-anak muslim itu sendiri. Dia menggambarkan kasus di Aceh yang sudah diterapkan Syariat Islam saja ternyata ia masih menemukan banyak anak remaja  Shalatnya belum benar.

Jika demikian adanya, maka menurutnya akan sulit untuk bisa menghasilkan Generasi Rabbani yang di harapkan oleh umat Islam. Karenanya, sebelum segalanya terlambat maka ada baiknya khusus kepada para orangtua muslim untuk kembali menggunakan metode pendidikan dan pola pengasuhan anak yang sesuai tuntunan Islam serta diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. “Jadi mana mungkin anak akan terdidik secara baik dengan nilai-nilai Islam jika para orangtuanya tak pernah memperkenalkan Islam kepada mereka,” katanya saat mengisi seminar pendidikan anak muslim di Kota Cimahi beberapa waktu lalu.
Maka kata Bunda, pengasuhan kepada anak-anak kita mutlak harus diutamakan di tengah kesibukan apapun serta secara ideal, untuk pendidikan dan pola pengasuhan ini haruslah menggunakan waktu utama bukan waktu sisa. Pertanyaannya ? Apakah kita telah melakukan hal itu ? Terus terang, anak tidak melulu harus diberi dengan fasilitas canggih semacam laptop, gadget atau Blackberry namun dengan sentuhan kasih sayang yang sederhana sekalipun, itu akan membuat dirinya tersentuh dan merasakan kehangatan cinta dari kedua orangtuanya.
Masih katanya, pendidikan yang utama adalah pendidikan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya bukan di sekolah, karena sekolah hanyalah sebuah lembaga pendidikan yang membantu para orangtua. Pola pendidikan yang dilakukan para orangtua di rumahlah yang akan menentukan anak tersebut. Memberikan pendidikan umum kepada mereka sangatlah perlu untuk menghadapi perubahan zaman di era teknologi yang terjadi, namun menanamkan nilai-nilai tauhid atau Ketuhanan serta pemberian teladan Rasulullah untuk anak-anak kita, mutlak adanya agar mereka tak salah jalan dan siap menghadapi kehidupan di akhirat kelak.
Maka sangatlah perlu agar anak-anak kita mencintai Allah maka tentu saja para orangtua di rumah sudah seharusnya selalu mengarahkan mereka setiap saat untuk mengenali Allah. Misalkan, anak disuruh untuk melaksanakan Shalat lima waktu, terangkan pada mereka di sanalah mereka bisa berkomunikasi dengan Allah. Mereka bisa mengadu apa saja dan meminta kepada-Nya apa yang diinginkannya. Tidak sebatas itu, tetapi para orangtua pun hendaknya menerangkan tentang kebesaran Allah dengan cara ilmiah, misalkan dengan menerangkan segala ciptaan Allah yang ada di bumi sehingga mereka akan lebih memahami bahwa segala bentuk yang ada di dunia ini tentu saja ada kekuatan besar yang menciptakannya yaitu Allah.
Di sinilah memang perjuangan keras harus dilakukan oleh para orangtua. Ini sangatlah penting karena akan melejitkan potensi moral dan potensi spiritualnya. Islam mengajarkan agar kita seimbang, di mana intelektual pun jelas harus terasah secara baik akan tetapi tentu saja nilai-nilai moral dan spiritual tetap menjadi yang utama dalam pengembangan akhlak yang dimilikinya. Nah saat berbicara akhlak maka akhlak yang paling sempurna adalah yang dimiliki oleh Rasulullah. Bunda Widiastuti sangat menyarankan kepada para orangtua untuk setiap waktu menyampaikan keteladanan Nabi Muhammad kepada anak-anaknya. Rasulullah harus menjadi idola mereka. Jangan sampai justeru beliau terkalahkan oleh idola-idola yang lain. Sudah saatnya kita sebagai orangtua harus gencar menceritakan Nabi Muhammad kepada anak-anak kita dibanding tokoh-tokoh lain yang ada di dunia ini. Dalam benaknya haruslah Rasulullah yang menjadi idola paling hebat dan tak ada tokoh lain yang bisa menandinginya.
Untuk mendukung agar anak-anak kita bisa mencintai Allah dan mencintai Rasulullah maka para orangtua sudah seharusnya mengikuti langkah-langkah yang ada agar mereka mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ada beberapa langkah yang pantas dilakukan oleh para orangtua untuk bisa menciptakan kondisi yang dimaksud.
 Pertama, anak-anak kita haruslah diberikan pelajaran tentang adab dan ditekankan untuk membiasakan melaksanakan ibadah yang telah diwajibkan oleh Allah kepada umat-Nya. Saat menginjak umur 7 tahun anak harus dibiasakan Shalat lima waktu sampai usia 10 tahun. Bahkan kita sendiri dalam rentang 3 tahun tersebut sedikitnya harus mengatakan atau menyuruh mereka Shalat sampai 5475 kali. Hal ini memungkinkan akan terbentuk kebiasaan bahwa Shalat tersebut telah menjadi kewajiban. Jika tidak seperti ini, maka jangan heran bila setelah umur 10 tahun tak pernah diingatkan Shalat maka bisa mungkin mereka akan sulit melaksanakan Shalat.
Kedua, para orangtua haruslah menyediakan mushola di rumah-rumahnya walaupun dalam ukuran kecil. Mengapa demikian ? Karena tempat tersebut adalah tempat khusus untuk kita beribadah dan anak-anak kita di sana akan mengenal serta mencintai Allah.
 Ketiga, membiasakan para orangtua dan anak-anaknya setiap hari selalu membaca al-Quran. hal ini penting artinya karena pedoman utama umat Islam untuk menjalani kehidupan adalah al-Quran yang diturunkan oleh melalui Rasulullah.
Keempat, menyediakan majelis ilmu, bisa itu menjadi temnpat berdiskusi tentang ilmu umum dan ilmu agama juga bila memungkinkan kita menyediakan perpustakaan di rumah agar abak-anak kita selalu haus akan ilmu pengetahuan khususnya soal ilmu agama.
    Kelima, para orangtua harus selalu menceritakan pribadi Rasulullah setiuap saat agar anak-anak kita mencintai Rasulullah disbanding idola-idola lain yang ada di dunia ini.
Keenam, para orangtua haruslah mampu menjalankan komunikasis ecara baikd an cerdas kepada anak-anaknya hingga dengan komunikasi yang terjalins ecara baik maka penyampaian pesan orangtua kepada anak akan berjalans ecara baik pula.
Ketujuh, para orangtua hendaknya melakukan pendampingan doa. Artinya, dalam berbagai kesempatan kita selalu mendoakan untuk anak-anak kita. Misalnya saat disuruh oleh kita, maka anak yang disuruh doakanlah oleh kita sehingga dia merasa bangga karena didoakan oleh orang yangd icintainya.

Akhirnya Bunda Kurnia Widiastuti menyerahkan semuanya kepada pra orangtua. Tinggal mereka sendiri yang mengembangkannya dan berharap tetap semua itu dilakukan sesuai tuntunan agama yang ditetapkan oleh Allah dan sebagai pembawa risalahnya adalah Rasulullah SAW.*** (Tim Mutiara Yatim))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text