Pola pendidikan dan pengasuhan
anak pada keluarga muslim, kerap tak sejalan dengan nilai-nilai Islam yang ada
selama ini. Hal ini terjadi sebagai akibat banyaknya pengaruh yang menyebabkan
pola yang dilakukan menjadi kontra produktif, dimana anak seolah jauh dari
agamanya dan justru berani melanggar aturan yang ada dikarenakan memang potensi
moral dan spiritual yang dimilikinya tak terasah secara baik.
Bunda Kurnia Widiastuti M.Psi, trainer dari Sygma Parenting Club
Sygma Daya Insani, Jakarta sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi pada
saat ini khususnya kepada anak-anak muslim itu sendiri. Dia menggambarkan kasus
di Aceh yang sudah diterapkan Syariat Islam saja ternyata ia masih menemukan
banyak anak remaja Shalatnya belum benar.
Jika demikian adanya, maka menurutnya akan sulit untuk bisa
menghasilkan Generasi Rabbani yang di harapkan oleh umat Islam. Karenanya,
sebelum segalanya terlambat maka ada baiknya khusus kepada para orangtua muslim
untuk kembali menggunakan metode pendidikan dan pola pengasuhan anak yang
sesuai tuntunan Islam serta diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. “Jadi mana
mungkin anak akan terdidik secara baik dengan nilai-nilai Islam jika para
orangtuanya tak pernah memperkenalkan Islam kepada mereka,” katanya saat
mengisi seminar pendidikan anak muslim di Kota Cimahi beberapa waktu lalu.
Maka kata Bunda, pengasuhan kepada anak-anak kita mutlak harus
diutamakan di tengah kesibukan apapun serta secara ideal, untuk pendidikan dan
pola pengasuhan ini haruslah menggunakan waktu utama bukan waktu sisa.
Pertanyaannya ? Apakah kita telah melakukan hal itu ? Terus terang, anak tidak
melulu harus diberi dengan fasilitas canggih semacam laptop, gadget atau
Blackberry namun dengan sentuhan kasih sayang yang sederhana sekalipun, itu
akan membuat dirinya tersentuh dan merasakan kehangatan cinta dari kedua
orangtuanya.
Masih katanya, pendidikan yang utama adalah pendidikan yang
dilakukan oleh kedua orangtuanya bukan di sekolah, karena sekolah hanyalah
sebuah lembaga pendidikan yang membantu para orangtua. Pola pendidikan yang
dilakukan para orangtua di rumahlah yang akan menentukan anak tersebut.
Memberikan pendidikan umum kepada mereka sangatlah perlu untuk menghadapi
perubahan zaman di era teknologi yang terjadi, namun menanamkan nilai-nilai
tauhid atau Ketuhanan serta pemberian teladan Rasulullah untuk anak-anak kita,
mutlak adanya agar mereka tak salah jalan dan siap menghadapi kehidupan di
akhirat kelak.
Maka sangatlah perlu agar anak-anak kita mencintai Allah maka
tentu saja para orangtua di rumah sudah seharusnya selalu mengarahkan mereka
setiap saat untuk mengenali Allah. Misalkan, anak disuruh untuk melaksanakan
Shalat lima waktu, terangkan pada mereka di sanalah mereka bisa berkomunikasi
dengan Allah. Mereka bisa mengadu apa saja dan meminta kepada-Nya apa yang
diinginkannya. Tidak sebatas itu, tetapi para orangtua pun hendaknya
menerangkan tentang kebesaran Allah dengan cara ilmiah, misalkan dengan
menerangkan segala ciptaan Allah yang ada di bumi sehingga mereka akan lebih
memahami bahwa segala bentuk yang ada di dunia ini tentu saja ada kekuatan
besar yang menciptakannya yaitu Allah.
Di sinilah memang perjuangan keras harus dilakukan oleh para orangtua.
Ini sangatlah penting karena akan melejitkan potensi moral dan potensi
spiritualnya. Islam mengajarkan agar kita seimbang, di mana intelektual pun
jelas harus terasah secara baik akan tetapi tentu saja nilai-nilai moral dan
spiritual tetap menjadi yang utama dalam pengembangan akhlak yang dimilikinya.
Nah saat berbicara akhlak maka akhlak yang paling sempurna adalah yang dimiliki
oleh Rasulullah. Bunda Widiastuti sangat menyarankan kepada para orangtua untuk
setiap waktu menyampaikan keteladanan Nabi Muhammad kepada anak-anaknya.
Rasulullah harus menjadi idola mereka. Jangan sampai justeru beliau terkalahkan
oleh idola-idola yang lain. Sudah saatnya kita sebagai orangtua harus gencar
menceritakan Nabi Muhammad kepada anak-anak kita dibanding tokoh-tokoh lain
yang ada di dunia ini. Dalam benaknya haruslah Rasulullah yang menjadi idola
paling hebat dan tak ada tokoh lain yang bisa menandinginya.
Untuk mendukung agar anak-anak kita bisa mencintai Allah dan
mencintai Rasulullah maka para orangtua sudah seharusnya mengikuti
langkah-langkah yang ada agar mereka mampu menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Ada beberapa langkah yang pantas dilakukan oleh para orangtua
untuk bisa menciptakan kondisi yang dimaksud.
Pertama,
anak-anak kita haruslah diberikan pelajaran tentang adab dan ditekankan untuk
membiasakan melaksanakan ibadah yang telah diwajibkan oleh Allah kepada
umat-Nya. Saat menginjak umur 7 tahun anak harus dibiasakan Shalat lima waktu
sampai usia 10 tahun. Bahkan kita sendiri dalam rentang 3 tahun tersebut
sedikitnya harus mengatakan atau menyuruh mereka Shalat sampai 5475 kali. Hal
ini memungkinkan akan terbentuk kebiasaan bahwa Shalat tersebut telah menjadi
kewajiban. Jika tidak seperti ini, maka jangan heran bila setelah umur 10 tahun
tak pernah diingatkan Shalat maka bisa mungkin mereka akan sulit melaksanakan
Shalat.
Kedua, para
orangtua haruslah menyediakan mushola di rumah-rumahnya walaupun dalam ukuran
kecil. Mengapa demikian ? Karena tempat tersebut adalah tempat khusus untuk
kita beribadah dan anak-anak kita di sana akan mengenal serta mencintai Allah.
Ketiga,
membiasakan para orangtua dan anak-anaknya setiap hari selalu membaca al-Quran.
hal ini penting artinya karena pedoman utama umat Islam untuk menjalani
kehidupan adalah al-Quran yang diturunkan oleh melalui Rasulullah.
Keempat,
menyediakan majelis ilmu, bisa itu menjadi temnpat berdiskusi tentang ilmu umum
dan ilmu agama juga bila memungkinkan kita menyediakan perpustakaan di rumah
agar abak-anak kita selalu haus akan ilmu pengetahuan khususnya soal ilmu
agama.
Kelima, para orangtua harus selalu menceritakan pribadi Rasulullah
setiuap saat agar anak-anak kita mencintai Rasulullah disbanding idola-idola
lain yang ada di dunia ini.
Keenam, para
orangtua haruslah mampu menjalankan komunikasis ecara baikd an cerdas kepada
anak-anaknya hingga dengan komunikasi yang terjalins ecara baik maka
penyampaian pesan orangtua kepada anak akan berjalans ecara baik pula.
Ketujuh, para
orangtua hendaknya melakukan pendampingan doa. Artinya, dalam berbagai
kesempatan kita selalu mendoakan untuk anak-anak kita. Misalnya saat disuruh
oleh kita, maka anak yang disuruh doakanlah oleh kita sehingga dia merasa
bangga karena didoakan oleh orang yangd icintainya.
Akhirnya
Bunda Kurnia Widiastuti menyerahkan semuanya kepada pra orangtua. Tinggal
mereka sendiri yang mengembangkannya dan berharap tetap semua itu dilakukan
sesuai tuntunan agama yang ditetapkan oleh Allah dan sebagai pembawa risalahnya
adalah Rasulullah SAW.*** (Tim Mutiara Yatim))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar